Kerangka baru kesuksesan pasar dan kebangkitan investor ideologis

Ideologi, teknologi, dan inovasi keuangan sedang membentuk kembali masa depan investasi.

Ditulis oleh: Anthony Pompliano, Jeff Park

Diterjemahkan oleh: Block unicorn

Pendahuluan: Mendefinisikan Ulang Kebijaksanaan Investasi di Dunia yang Berubah

Lingkungan investasi sedang mengalami transformasi mendalam, didorong oleh perubahan besar dalam struktur ekonomi global, kemajuan teknologi, dan dorongan ideologi budaya. Kerangka investasi tradisional yang didasarkan pada prinsip "The Intelligent Investor" karya Benjamin Graham telah lama menekankan teknik penilaian yang disiplin, seperti arus kas diskonto dan asumsi tingkat bunga bebas risiko. Namun, meskipun metode ini efektif di dunia yang stabil dan didominasi dolar AS, mereka semakin ditantang dalam paradigma baru di mana peristiwa eksternal, perubahan geopolitik, dan keyakinan ideologis memainkan peran lebih besar dalam membentuk hasil pasar. Artikel ini mengeksplorasi pandangan dunia yang mempertentangkan "investor cerdas" dengan "investor ideologis", menjelaskan perbedaannya, dan berargumen mengapa memahami kerangka ini sangat penting untuk menjadi investor pasar yang lebih baik. Selain itu, artikel ini juga membahas konsep inovatif perusahaan treasury bitcoin serta strategi keuangan unik untuk meningkatkan kepemilikan bitcoin di neraca perusahaan tanpa menambah modal tambahan. Dengan menggabungkan ide-ide ini, kami mengungkap bagaimana ideologi, teknologi, dan inovasi keuangan membentuk kembali masa depan investasi.

Investor Cerdas vs Investor Ideologis: Pertarungan Dua Pandangan Dunia

Investor Cerdas: Pendekatan Newtonian Berbasis Nilai

"Investor cerdas" yang dikonsepkan oleh Benjamin Graham dan dipopulerkan oleh Warren Buffett didasarkan pada pendekatan investasi yang disiplin dan analitis. Pandangan dunia ini bergantung pada prinsip penilaian fundamental, seperti model arus kas diskonto, asumsi distribusi normal, serta konsep tingkat bunga bebas risiko yang biasanya terkait dengan dominasi dolar AS. Ini mengasumsikan dunia yang dapat diprediksi dan dimodelkan, di mana kemakmuran keuangan berasal dari struktur ekonomi yang stabil, seperti konsensus Washington yang sejak 1980-an memprioritaskan pasar bebas dan hambatan perdagangan minimal. Kerangka ini secara historis memberikan penghargaan kepada investor yang fokus pada nilai intrinsik, pertumbuhan pendapatan, dan laba yang melebihi ekspektasi, menyediakan peta jalan yang andal untuk menavigasi pasar yang relatif stabil.

Namun, pendekatan ini tidak tanpa keterbatasan. Ketergantungan investor cerdas pada model yang dapat diprediksi mengasumsikan tatanan global yang stabil, yang kini semakin tertekan. Seperti yang disebutkan dalam percakapan di blog, peristiwa seperti pemerintah AS baru-baru ini mengakuisisi 10% saham Intel menandai penyimpangan dari prinsip pasar bebas yang menjadi dasar pandangan dunia ini. Perkembangan ini menunjukkan bahwa tingkat bunga bebas risiko—yang dulu menjadi landasan model keuangan—tidak lagi sakral, memaksa investor untuk memikirkan kembali asumsi mereka.

Investor Ideologis: Merangkul Volatilitas dan Keyakinan

Sebaliknya, "investor ideologis" beroperasi dengan prinsip mengutamakan kedaulatan, memprioritaskan sistem kepercayaan daripada indikator penilaian tradisional. Investor jenis ini menyadari bahwa peristiwa eksternal—perubahan geopolitik, penyesuaian kebijakan, atau gerakan budaya—dapat secara dramatis mengubah penilaian aset, sering kali dengan cara yang tidak dapat diprediksi oleh model tradisional. Misalnya, pembahasan tentang pemberlakuan tarif mendadak pada barang mewah dapat membalikkan penilaian seluruh industri dalam semalam, membuat spreadsheet Excel dan perdagangan algoritmik menjadi kurang relevan. Investor ideologis berkembang di dunia yang penuh risiko ekor gemuk, di mana volatilitas dan ketidakpastian menciptakan peluang bagi mereka yang memiliki keyakinan kuat.

Pandangan dunia ini sangat terkait dengan tiga perspektif utama: geopolitik, teknologi, dan budaya. Dalam hal geopolitik, kemunduran konsensus Washington dan bangkitnya konsensus Beijing yang menekankan kedaulatan di atas pasar menandai pergeseran menuju investasi yang digerakkan oleh ideologi. Dalam hal teknologi, munculnya kecerdasan buatan sebagai ideologi—di mana daya komputasi tinggi menjadi mata uang—selaras dengan aset seperti bitcoin yang mewujudkan prinsip desentralisasi dan anti-sensor. Dalam hal budaya, meningkatnya kepercayaan agama di masa-masa sulit ekonomi menunjukkan keinginan yang tumbuh untuk rasa memiliki dan keyakinan, mendorong gerakan investasi berbasis nilai, di mana "nilai" melampaui saham murah dan mencakup keyakinan yang mendalam.

Investor ideologis juga mendapat manfaat dari bangkitnya komunitas investor ritel. Dulu dianggap kurang terkoordinasi dan tidak relevan, investor ritel kini memiliki pengaruh besar melalui platform seperti Twitter, Reddit, dan Substack. Komunitas ini mampu berkoordinasi secara efektif, berbagi analisis kompleks, dan bertindak sebagai tim pemasaran untuk perusahaan yang mereka dukung. Berbeda dengan investor institusi yang memprioritaskan indikator keuangan, investor ritel sering berkumpul di sekitar keselarasan ideologi, memperkuat pengaruh pemimpin yang digerakkan oleh keyakinan seperti Elon Musk atau Alex Karp dari Palantir. Pergeseran ini menyoroti perbedaan utama: investor cerdas mengejar stabilitas, sementara investor ideologis merangkul volatilitas, menggunakan keyakinan untuk menavigasi dunia yang berubah dengan cepat.

Mengapa Kerangka Ini Penting bagi Investor

Memahami dikotomi antara investor cerdas dan investor ideologis sangat penting untuk sukses di pasar modern. Meskipun metode tradisional masih efektif untuk beberapa aset, mereka kesulitan menjelaskan pengaruh yang semakin besar dari guncangan eksternal—baik itu tarif, perubahan kebijakan, atau gerakan budaya. Investor yang terpaku pada model usang berisiko kehilangan peluang, karena di dunia yang semakin digerakkan oleh ideologi dan sentimen komunitas, peluang sedang terlewatkan. Sebaliknya, mereka yang mengadopsi pola pikir investor ideologis dapat memanfaatkan peristiwa ekor gemuk, menyelaraskan portofolio mereka dengan aset dan pemimpin yang mewujudkan keyakinan kuat.

Misalnya, perusahaan yang dipimpin oleh pemimpin dengan visi yang jelas dan otentik—seperti Musk atau Karp—sering kali berkinerja lebih baik daripada mereka yang menghindari mengambil sikap demi menyenangkan semua pemangku kepentingan. Investor ritel khususnya menyukai keyakinan yang teguh, sementara perusahaan yang kurang memiliki posisi ideologis yang jelas akan dihukum. Dinamika ini terlihat jelas dalam perbedaan perkembangan Palantir (meskipun arus kas sulit diraih, harga sahamnya melonjak) dan Open Door (CEO-nya yang kurang keyakinan mendapat kritik dari investor ritel). Dengan mengenali tren ini, investor dapat lebih baik menilai perusahaan mana yang siap menghadapi pasar yang volatil dan digerakkan oleh ideologi, serta menyesuaikan ukuran posisi dan jangka waktu kepemilikan mereka.

Selain itu, kebangkitan komunitas investor ritel telah mendemokratisasi pengaruh pasar, menciptakan peluang bagi investor di luar sistem keuangan tradisional. "Investor ideologis" dapat menghindari risiko ekor gemuk dan mengikuti gerakan yang digerakkan komunitas, memungkinkan investor ritel bersaing dengan investor institusi dan menciptakan lapangan bermain yang setara dengan cara yang sulit dibayangkan satu dekade lalu. Kerangka ini tidak hanya meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan investasi, tetapi juga mendorong penciptaan kekayaan yang lebih inklusif dan berorientasi pada keyakinan.

Perusahaan Treasury Bitcoin: Paradigma Baru Inovasi Keuangan

Konsep Perusahaan Treasury Bitcoin

Perusahaan treasury bitcoin adalah entitas yang memegang bitcoin sebagai aset strategis di neraca mereka, biasanya mengintegrasikannya ke dalam strategi keuangan dan operasional. Berbeda dengan perusahaan tradisional yang memegang kas atau sekuritas, perusahaan ini memandang bitcoin sebagai penyimpan nilai dan satuan hitung, memanfaatkan atribut ideologis dan teknologinya untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Konsep ini dipopulerkan oleh Michael Saylor dari MicroStrategy dan perusahaan lainnya, dan semakin mendapat perhatian seiring institusi menyadari potensi bitcoin sebagai lindung nilai inflasi dan simbol kedaulatan terdesentralisasi.

Namun, inovasi sejati terletak bukan hanya pada kepemilikan bitcoin, melainkan pada peningkatan kepemilikan bitcoin di neraca tanpa mengumpulkan modal tambahan. Pendekatan yang disebut operasi treasury ini melibatkan penggunaan pendapatan operasional untuk memperoleh bitcoin, sehingga meningkatkan metrik bitcoin per saham perusahaan. Misalnya, Blue Cotton di Tennessee mendanai bonus karyawan melalui penambangan bitcoin, menunjukkan bagaimana bisnis dapat menyelaraskan tujuan komersial dan ideologis.

Mengapa Operasi Treasury Unik

Praktik meningkatkan kepemilikan bitcoin di neraca tanpa dana eksternal sangat inovatif karena beberapa alasan. Pertama, ini mengurangi ketergantungan pada pembiayaan yang mahal, yang sering kali mengurangi nilai pemegang saham. Dengan menggunakan arus kas operasional untuk membeli bitcoin, perusahaan dapat mempertahankan disiplin keuangan sambil memanfaatkan potensi apresiasi jangka panjang bitcoin. Di saat model berbasis pendapatan tradisional semakin menurun, strategi ini sangat menarik karena selaras dengan fokus "investor ideologis" pada aset yang digerakkan oleh keyakinan.

Kedua, operasi keuangan bitcoin menciptakan sinergi unik antara pelanggan dan pemegang saham. Seperti yang dikemukakan Jeff Park, perusahaan yang menggabungkan basis pelanggan dan pemegang saham mereka (terutama yang secara ideologis selaras dengan bitcoin) dapat secara signifikan menurunkan biaya akuisisi pelanggan, yang merupakan pengeluaran besar bagi sebagian besar bisnis. Misalnya, perusahaan treasury bitcoin dapat memanfaatkan keselarasan ideologis mereka untuk membangun basis pelanggan yang loyal dan menjadikannya komunitas pemegang saham, menciptakan siklus partisipasi dan penciptaan nilai yang positif. Model ini mencerminkan filosofi kripto, di mana peserta adalah pengguna sekaligus pemilik jaringan, menumbuhkan rasa tujuan bersama.

Ketiga, karakteristik bitcoin sebagai aset anti-sensor dan terdesentralisasi menjadikannya pilihan ideal untuk pengelolaan dana di dunia yang digerakkan oleh ideologi. Berbeda dengan aset tradisional, bitcoin tidak terpengaruh oleh tarif geopolitik atau guncangan kebijakan, sehingga dapat digunakan untuk lindung nilai terhadap volatilitas yang khas bagi investor ideologis. Ketergantungannya pada daya komputasi tinggi semakin menyelaraskannya dengan ideologi teknologi kecerdasan buatan, memposisikan bitcoin sebagai mata uang masa depan.

Studi Kasus dan Dampak

Perusahaan seperti MicroStrategy telah menjadi preseden untuk strategi treasury bitcoin, meningkatkan nilai pemegang saham melalui akumulasi kepemilikan bitcoin dalam jumlah besar. Namun, perusahaan kecil seperti Blue Cotton menunjukkan skalabilitas model ini, membuktikan bahwa bisnis dari berbagai ukuran dapat mengintegrasikan bitcoin ke dalam operasional mereka. Dengan menambang bitcoin atau menggunakan laba untuk membeli bitcoin, perusahaan-perusahaan ini tidak hanya memperkuat neraca mereka, tetapi juga menunjukkan keselarasan ideologis kepada komunitas pendukung bitcoin yang terus berkembang.

Model ini memiliki implikasi yang luas. Bagi investor, perusahaan treasury bitcoin mewakili kelas aset baru yang menggabungkan inovasi keuangan dan keyakinan ideologis. Perusahaan-perusahaan ini memiliki keunggulan unik di pasar yang volatil karena fokus mereka pada bitcoin selaras dengan preferensi investor ideologis terhadap aset yang mewujudkan keyakinan kuat. Bagi masyarakat, kebangkitan perusahaan treasury bitcoin dapat mendemokratisasi penciptaan kekayaan, karena investor ritel dan pelanggan memperoleh kepemilikan di perusahaan yang mencerminkan nilai-nilai mereka.

Kesimpulan: Memimpin Masa Depan dengan Ideologi dan Inovasi

Perbedaan antara investor cerdas dan investor ideologis memberikan perspektif yang kuat untuk memahami lanskap investasi yang terus berubah. Meskipun ketergantungan investor cerdas pada model yang dapat diprediksi efektif di dunia yang stabil dan didominasi dolar AS, munculnya guncangan eksternal dan gerakan ideologis menuntut pendekatan baru. Investor ideologis yang fokus pada keyakinan, komunitas, dan risiko ekor gemuk lebih cocok untuk menghadapi lingkungan yang bergejolak ini dan memanfaatkan peluang yang diabaikan oleh model tradisional.

Perusahaan keuangan bitcoin mewujudkan paradigma baru ini, menggabungkan inovasi keuangan dengan keselarasan ideologis. Perusahaan-perusahaan ini dapat meningkatkan kepemilikan bitcoin di neraca tanpa mengumpulkan dana, menunjukkan kemampuan unik untuk menciptakan nilai di dunia yang digerakkan oleh ideologi. Mereka fokus pada penurunan biaya akuisisi pelanggan, mendorong sinergi antara pemegang saham dan pelanggan, serta memanfaatkan sifat anti-sensor bitcoin, menjadikannya pemimpin di era investasi berikutnya.

Bagi investor, merangkul kerangka ini berarti memikirkan kembali indikator penilaian tradisional dan memprioritaskan aset serta pemimpin dengan keyakinan kuat. Dengan menyelaraskan portofolio dengan tren ideologis dan strategi keuangan inovatif, investor dapat menempatkan diri mereka secara menguntungkan di pasar yang berubah cepat dan meraih kesuksesan. Masa depan adalah milik mereka yang memahami bahwa nilai bukan sekadar angka di spreadsheet, melainkan perwujudan keyakinan yang mendalam—bitcoin dan "investor ideologis" adalah contoh sempurna dari kebenaran ini.