3 Risiko Likuidasi Besar di Pasar Crypto September 2025 yang Perlu Diwaspadai Trader

Jakarta, Pintu News – Pasar derivatif cryptocurrency kembali menjadi sorotan pada September 2025. Data terbaru menunjukkan bahwa para trader menghadapi risiko likuidasi yang sangat tinggi, terutama pada aset seperti Bitcoin dan altcoin utama lainnya.

Berdasarkan analisis CoinGlass dan pendapat para analis terkemuka, berikut ini adalah tiga faktor utama yang menyebabkan potensi likuidasi besar-besaran di bulan ini.

1. Open Interest Capai Rp3.650 Triliun, Tertinggi Sepanjang Tahun

Menurut data dari CoinGlass, nilai Open Interest pasar futures crypto telah menembus angka $220 miliar atau sekitar Rp3.650 triliun (dengan kurs 1 USD = Rp16.592). Angka ini menjadi rekor tertinggi bulanan dan menandakan tingginya eksposur posisi terbuka oleh para trader.

Lonjakan ini mencerminkan perilaku trader jangka pendek yang semakin agresif menggunakan leverage tinggi menjelang berbagai peristiwa ekonomi penting. Hal ini meningkatkan risiko likuidasi karena fluktuasi kecil saja dapat memicu penutupan posisi secara otomatis.

Peningkatan leverage yang cepat juga menunjukkan pasar dalam kondisi “overheat”. Berdasarkan pola historis, kondisi seperti ini sering kali berujung pada aksi likuidasi massal saat harga bergerak tak terduga.

Baca Juga: 5 Alasan Risiko Likuidasi Crypto Bisa Pecahkan Rekor di September 2025

2. Volume Perdagangan Futures Bitcoin 10 Kali Lebih Besar dari Spot

CoinGlass juga melaporkan bahwa rasio volume perdagangan antara Bitcoin Perpetual Futures dan spot trading tetap tinggi. Saat ini, volume futures tercatat 8 hingga 10 kali lebih besar dibanding volume spot.

Dominasi pasar derivatif ini membuat pergerakan harga lebih mudah dipengaruhi oleh likuidasi paksa akibat leverage tinggi. Kondisi ini diperparah karena banyak posisi dibuka tanpa dukungan likuiditas yang kuat di pasar spot.

Dalam situasi ini, likuidasi tidak hanya berdampak pada satu sisi pasar. Posisi long maupun short yang terlalu optimis sama-sama berisiko mengalami kerugian besar secara tiba-tiba.

3. Volatilitas Tinggi Akibat Ketidakpastian Kebijakan The Fed

Meski mayoritas pelaku pasar percaya bahwa hasil pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) sudah bisa diprediksi, analis seperti Crypto Bully menegaskan bahwa arah pasar tetap tak pasti. Menurutnya, hasil FOMC justru sering kali memicu volatilitas ketimbang pergerakan harga yang jelas.

Melalui akun X (sebelumnya Twitter ), Crypto Bully menyebut bahwa “FOMC tidak menjamin harga naik atau turun. Ia hanya membawa volatilitas.” Volatilitas inilah yang kerap memicu likuidasi besar saat posisi tidak dikelola dengan hati-hati.

CoinGlass turut menambahkan bahwa peta likuidasi menunjukkan banyak posisi leverage tinggi berada di atas dan di bawah harga Bitcoin saat ini. Jika BTC turun ke $104.500 (sekitar Rp1,732 miliar), maka volume likuidasi posisi long bisa menembus $10 miliar (Rp165 triliun). Sebaliknya, jika BTC naik di atas $124.000 (Rp2,057 miliar), posisi short bisa rugi lebih dari $5,5 miliar (Rp91 triliun).

Bagaimana Trader Crypto Dapat Menghindari Kerugian?

Analis Luckshury menyarankan agar trader derivatif memahami bahwa mereka sejatinya “bertarung” langsung melawan mekanisme pasar bursa. Dengan kata lain, salah membaca zona harga bisa berarti kehancuran portofolio dalam sekejap.

Langkah mitigasi paling masuk akal adalah membatasi ukuran posisi dan memahami peta likuidasi dari data platform seperti CoinGlass. Dengan begitu, trader bisa menghindari zona-zona rawan yang kerap menjadi target likuidasi massal.

Ke depan, edukasi terhadap manajemen risiko menjadi semakin krusial, khususnya di tengah dominasi trading derivatif dan meningkatnya peran sentimen makroekonomi dalam pasar cryptocurrency.

Baca Juga: 5 Agenda Kerja Sama Crypto Inggris-AS yang Bisa Percepat Adopsi Stablecoin

Ikuti kami di  Google News  untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek  harga bitcoin hari ini ,  harga solana hari ini ,  pepe coin  dan harga aset  crypto  lainnya lewat Pintu Market.

Nikmati pengalaman  trading crypto  yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman  web trading  dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

• BeInCrypto. 3 Reasons Crypto Traders Face Major Liquidation Risk This September . Diakses 19 September 2025