Distribusi token memicu kontroversi, game hamster "Hamster Kombat" yang pernah mempopulerkan pistol fascia tetap membuat pemain kecewa

Apakah kamu salah satu pemain setia dari game klik-untuk-menghasilkan berbasis Telegram, Hamster Kombat, atau sama sekali tidak peduli dengannya, sejak dirilis musim semi tahun ini, hype seputar game ini benar-benar nyata.

Dengan Notcoin sebagai "pendahulu yang sukses", sejak Hamster Kombat mencapai jutaan akun terdaftar, sebagian besar berita tentang game ini mulai berfokus pada peluncuran dan prediksi harga token asli mereka, HMSTR. Kini, setelah musim pertama game ini berakhir sejak peluncurannya pada bulan Maret, para pemain mulai menuduh tim melakukan perlakuan tidak adil dan menuduh adanya janji palsu.

Hingga akhir pekan lalu, sebagai bagian dari sistem hadiah yang dijanjikan oleh game, sumber daya yang dikumpulkan pemain telah dikonversi menjadi token HMSTR, yang diperkirakan akan dikirim dalam bentuk airdrop saat TGE. Tim game juga mengungkapkan lebih banyak informasi tentang suplai dan distribusi token di postingan X. Tim menyatakan bahwa dari total suplai 100 miliar token HMSTR yang direncanakan, 75% akan disimpan untuk komunitas, dan 60% token akan didistribusikan kepada pengguna game pada akhir musim pertama.

Menurut postingan tim di platform X, "matematika hamster" semacam ini masih berlanjut: dari 60% suplai token HMSTR yang dialokasikan untuk pengguna, 88,75% akan didistribusikan saat airdrop dan listing token minggu ini, sementara sisanya akan dikunci dan hanya dapat dibuka setelah 10 bulan token terdaftar di bursa. Tim juga berjanji akan melakukan airdrop tambahan sebesar 15% dari 100 miliar token pada musim kedua Hamster Kombat yang akan datang.

Sejak Maret, menurut tim Hamster Kombat, game ini memiliki hingga 300 juta pengguna. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar setengahnya, yaitu 131 juta pemain, yang memenuhi syarat untuk menerima hadiah token dalam airdrop yang sangat dinanti, yang dijadwalkan resmi pada 26 September. Selain itu, 2,3 juta pemain diidentifikasi sebagai pengguna curang dan sepenuhnya dilarang berpartisipasi dalam distribusi token.

Distribusi Token yang Mengecewakan

Sejak tim Hamster Kombat mengumumkan pengumuman pada hari Minggu, banyak pengguna mengungkapkan ketidakpuasan mereka di platform X terhadap proses dan standar distribusi token, merasa jumlah token yang mereka terima jauh lebih sedikit dibandingkan waktu dan usaha yang telah mereka keluarkan.

Token HMSTR akan terdaftar dan dapat diperdagangkan di bursa setelah airdrop akhir minggu ini, namun beberapa bursa utama telah membuka perdagangan pra-pasar spot dan kontrak berjangka HMSTR. Harganya bervariasi antara 0,01 USDT hingga 0,1 USDT di berbagai platform, membuat pemain bingung dengan nilai aktual token yang mereka terima.

Dari komentar di komunitas, berdasarkan harga USDT tertinggi di bursa, pengguna biasa yang menghabiskan ratusan jam bermain hanya memperoleh kurang dari 50 dolar AS.

Seorang pemain di komunitas Telegram dengan nama panggilan Timbo mengatakan bahwa dia hampir bermain sejak awal, bermain sekitar 4-5 jam setiap hari selama dua bulan, dan hanya mendapatkan sekitar 500 token. Seiring waktu, hype seputar game ini dan peluncuran token yang akan datang semakin meningkat, yang berarti semakin banyak pemain dijanjikan distribusi token saat peluncuran. "Seiring waktu, minat saya perlahan memudar. Permainannya sendiri tidak terlalu menarik. Untuk potensi keuntungan, saya tidak berharap terlalu banyak—jumlah pemain sudah sangat besar, semua orang harus mendapatkan hadiah," kata Timbo.

Penentuan "Cheater" Menuai Pertanyaan

Gelombang sentimen negatif yang lebih besar muncul ketika Hamster Kombat mengumumkan pengecualian 2,3 juta pemain dari distribusi token. Menurut pihak proyek, larangan ini untuk menindak pengguna yang diduga mencoba mendapatkan keuntungan secara tidak sah dari game, seperti menggunakan beberapa perangkat untuk klik, bermain dari akun berbeda, atau melakukan kecurangan melalui referral. Pihak proyek juga memberi contoh: "Ada seseorang yang menghubungkan lebih dari 400 akun ke satu alamat Binance, dan orang lain mengundang hampir 2.000 'teman', yang semuanya ditandai oleh sistem anti-cheat kami."

Namun, beberapa standar penentuan kecurangan ini tampaknya kontroversial, salah satu hukuman yang paling mengejutkan adalah pembelian kunci. Kunci adalah item penting yang diperkenalkan di tahap akhir game dan memiliki bobot tinggi dalam airdrop. Dalam aturan game, pengguna harus menyelesaikan mini-game untuk mendapatkan kunci, namun beberapa pemain memilih untuk membeli langsung, melewati mini-game. Sistem Hamster Kombat memungkinkan pembelian kunci tanpa peringatan atau penjelasan bahwa ini adalah pelanggaran. Namun, tindakan ini jelas dianggap sebagai "kecurangan" dalam airdrop dan diklaim menyebabkan pemain dilarang menerima token.

Beberapa anggota grup chat Telegram Hamster Kombat memposting pesan, termasuk kutipan berikut:

"Beberapa teman saya tidak melakukan kesalahan apa pun, namun secara keliru masuk dalam daftar cheater. Ketidakadilan ini sangat merusak kepercayaan komunitas dan menciptakan suasana ketidakpercayaan."

Pemain yang dianggap melanggar "aturan game" oleh pihak proyek hanya menerima status sederhana di akhir musim pertama: "Cheating itu buruk." Grup chat komunitas Hamster Kombat di Telegram langsung dibanjiri keluhan, dengan banyak yang menganggap standar distribusi tidak adil dan meminta admin untuk mempertimbangkan ulang dan mendistribusikan token. Pengguna di Telegram juga tidak puas karena tiba-tiba dicap sebagai cheater di akhir musim, padahal mereka telah menghabiskan banyak waktu untuk bermain.

"Saat proyek baru dimulai, tidak ada yang tahu apa saja pelanggaran, tapi di akhir proyek tiba-tiba ada larangan, dengan alasan konyol agar token dibagikan ke lebih sedikit orang." Seorang pemain di platform X mengeluh bahwa dia telah bermain selama empat bulan, mengumpulkan lebih dari 200 kunci, memperoleh 8,36 juta HMSTR per jam, mengatur alarm, dan melacak "waktu naik" kartu. "Sekarang kamu bilang aku tidak pantas mendapatkannya. Hamster (Hamster Kombat) adalah penipu."

Sementara itu, tagar #boycotthamsterkombat sedang tren di platform X—hingga artikel ini ditulis, jumlah postingan dengan tagar tersebut telah melebihi 22.000.

Bagaimana Penentuan Distribusi Token?

Berdasarkan laporan komunitas, jumlah token yang diperoleh pemain ditentukan berdasarkan kriteria berikut:

• Jumlah koin yang dikumpulkan pengguna selama periode tersebut
• Jumlah teman yang diundang pengguna untuk bergabung dalam game
• Jumlah koin yang diperoleh pengguna dari pendapatan pasif
• Jumlah kunci yang dimenangkan pengguna di mini-game
• Jumlah tugas harian yang diselesaikan pengguna

Token dalam game Hamster Kombat dibagi menjadi beberapa kategori: total HMSTR, sudah diklaim, unlock berikutnya, dan belum diklaim. Namun, game tidak memberikan penjelasan tentang kategori-kategori ini.

Faktanya, tugas terpenting yang menentukan jumlah token yang diperoleh setiap pemain bukanlah pendapatan pasif HMSTR yang didapat dari bermain, melainkan jumlah teman yang diundang melalui tautan referral. Dari komentar di media sosial, pengguna biasa paling tidak puas dengan logika distribusi token, karena mereka menghabiskan banyak waktu benar-benar bermain, mencoba masuk 100 besar, menyelesaikan tugas, dan sebagainya. Pemain-pemain ini adalah inti komunitas, yang mungkin tidak memiliki jaringan sosial luas seperti influencer YouTube untuk mengundang "teman" melalui tautan referral dan mendapatkan lebih banyak token.

Apakah Hamster Kombat menipu semua orang? Dengan rencana distribusi token besar-besaran dan data statistik pengguna yang dilaporkan, game ini masih berpotensi menjadi salah satu airdrop terbesar di dunia kripto. Pemain yang telah menautkan dompet mereka ke akun Hamster Kombat diperkirakan akan menerima token yang didistribusikan dalam airdrop minggu ini, lalu dapat diperdagangkan di bursa utama seperti Binance dan OKX.

Mengingat jumlah pengguna yang diklaim sangat besar, tidak mengherankan jika jumlah token yang diperoleh pemain lebih sedikit dari yang diharapkan. Dengan total suplai token dibatasi pada 100 miliar dan basis pengguna yang dilaporkan mencapai ratusan juta, perhitungan matematisnya menjadi cukup jelas, meskipun tetap mengecewakan bagi sebagian besar pemain.

Bagaimanapun juga, nilai keuntungan pengguna dalam mata uang fiat baru akan benar-benar jelas setelah token HMSTR terdaftar di perdagangan spot pada 26 September dan pemain benar-benar menerima token yang telah lama mereka nantikan.

Pakar Rusia: Token Akan Menghadapi Tekanan Jual

Menurut laporan RTVI, Viktor Pershikov, pakar independen dalam pemberantasan kejahatan keuangan di bidang kripto, menyatakan bahwa mereka yang "berharap menjadi kaya dengan bermain Hamster Kombat" akan "kecewa dengan harapan mereka." Media tersebut mencatat bahwa banyak orang kecewa mengetahui bahwa "setelah bermain selama beberapa bulan," upaya mereka "hanya menghasilkan 5 hingga 15 dolar AS." Pershikov juga menyatakan bahwa game ini dan timnya "tidak pernah berjanji membuat siapa pun kaya," dan ketika pemain akhirnya mulai memperdagangkan token HMSTR mereka dengan mata uang fiat, harga token "akan menghadapi tekanan."

Telegram adalah aplikasi chat pilihan utama bagi sebagian besar warga Rusia, sehingga Hamster Kombat yang sedang booming sangat populer di Rusia. Beberapa pemain di negara tersebut bahkan membeli massage gun untuk meningkatkan kemampuan mengetuk mereka. Banyak penjual e-commerce juga mempromosikan massage gun mereka sebagai alat "memukul hamster", sehingga meningkatkan penjualan massage gun di platform e-commerce Rusia.

Surat kabar elektronik informasi dan politik sosial Rusia, Fontanka.ru, melaporkan Hamster Kombat pada 22 September, menyebutkan bahwa "anak laki-laki berusia delapan tahun" dari salah satu staf mereka telah "menambang" "bitcoin" selama 120 hari. Pada akhirnya, pendapatan anak itu "sekitar 4,3 rubel (0,046 dolar AS)."

Beberapa komentator di bagian komentar artikel Fontanka Ru mengungkapkan ketidakpuasan mereka, salah satu pengguna media sosial Rusia mengeluh: "Bagaimana kita bisa berubah dari negara dengan tingkat literasi dan pendidikan tertinggi di dunia menjadi seperti sekarang?"