Pengadilan Tiongkok Menegaskan Kontrak Kripto Perpetual Dianggap Sebagai Perjudian

Derivatif kripto yang populer disebut kontrak perpetual memungkinkan para trader untuk bertaruh pada harga Bitcoin atau Ethereum tanpa memiliki aset tersebut. Berbeda dengan kontrak futures konvensional, kontrak ini tidak memiliki tanggal kedaluwarsa, dan dipertahankan pada harga spot melalui mekanisme seperti tingkat pendanaan. Trader diizinkan untuk mengambil posisi long atau short, biasanya dengan leverage hingga 100x. Aspek ini membuat kontrak perpetual sangat spekulatif dan kontroversial dalam sistem hukum Tiongkok.

Putusan Pengadilan Menyamakan Perjudian dengan Kontrak

Kasus Panduan No. 146 dari Mahkamah Agung Rakyat menyebut perjudian sebagai hasil dari kebetulan. Prinsip ini telah digunakan oleh pengadilan Tiongkok dalam kasus kontrak perpetual berdasarkan fakta bahwa seperti dalam perjudian seperti melempar dadu, seseorang bertaruh pada arah harga. Interpretasi ini semakin didukung oleh volatilitas tinggi bersama dengan leverage dan peraturan likuidasi yang dibangun di dalam platform.

Pengadilan Songjiang Shanghai pada tahun 2024 memutuskan bahwa kepemilikan mata uang virtual tidak melanggar hukum dan diperlakukan sebagai properti yang memiliki nilai. Namun, kontrak perdagangan spekulatif dibatalkan berdasarkan China Civil Code. Sebelumnya, pada tahun 2021, kasus BKEX menjadi preseden. Kontrak perpetual dengan leverage 1000x disediakan kepada operator melalui USDT. Pengadilan menemukan operasi ini sebagai bentuk perjudian terselubung, dan menyatakan bersalah operator serta agen dalam referensi berbasis komisi. Contoh kedua adalah bursa luar negeri yang dioperasikan oleh Shenzhen yang menghasilkan 80 juta RMB. Platform tersebut dinyatakan bersalah melakukan bisnis ilegal meskipun diklaim tidak mempengaruhi pasar keuangan.

Larangan dalam Regulasi Sejak 2017

Pada tahun 2017, Tiongkok melarang perdagangan cryptocurrency domestik dan kemudian pada tahun 2021 terdapat Pemberitahuan 9.24 yang melarang bursa luar negeri yang melayani klien Tiongkok. Peraturan manajemen perdagangan futures juga melarang perdagangan futures tanpa izin seperti kontrak perpetual. Secara keseluruhan, regulasi ini menutup jalur hukum untuk praktik kontrak tanpa akhir di Tiongkok.

Bagi individu, perjanjian dengan platform perpetual tidak akan berlaku, dan trader tidak memiliki upaya hukum jika kehilangan uang. Hukum valuta asing juga dapat dilanggar oleh transaksi lintas negara. Perekrutan berbasis komisi berisiko membantu aktivitas bisnis ilegal. Dalam kasus platform, penyediaan kontrak perpetual tanpa izin negara membuat operator dapat dikenai tuntutan pidana atas bisnis ilegal hingga perjudian, sering kali melibatkan denda besar dan hukuman penjara.

Sementara Tiongkok mengambil pendekatan yang keras, yurisdiksi lain mengatur kontrak perpetual melalui hukum keuangan. Inggris menganggapnya sebagai derivatif dengan hanya investor yang memenuhi syarat yang diizinkan. Sejak Juni 2023, Hong Kong mengizinkan investasi kripto ritel tetapi tidak mengizinkan derivatif. Strategi di Tiongkok adalah salah satu yang paling ketat dengan perlindungan terhadap konsumen dan stabilitas keuangan.