Tether memindahkan 8.888 BTC senilai $1 miliar ke dompet cadangan bitcoin, menurut data onchain

Raksasa stablecoin Tether telah mengakuisisi 8.888,88 BTC lagi untuk cadangan bitcoin-nya, menurut analis onchain.

"Tether telah membeli 8.888,88 BTC senilai $1 miliar, pada hari terakhir Q3 2025," tulis Onchain Lens di X pada hari Selasa, mengutip pelabelan dari platform analitik Nansen untuk alamat yang dimulai dengan "bc1qj." Data dari Arkham juga melabeli alamat tersebut sebagai bagian dari cadangan bitcoin Tether, dengan dana terbaru diterima dari dompet panas Bitfinex pada pukul 11:06 a.m. UTC.

Meski Tether belum secara publik mengonfirmasi akuisisi ini, alamat tersebut terkait dengan pembelian bitcoin sebelumnya oleh perusahaan, dan langkah ini konsisten dengan pola Tether yang mengakumulasi bitcoin dan memindahkannya ke dompet cadangan di akhir kuartal. Jumlahnya juga sudah tidak asing, dengan Tether mentransfer 8.888 BTC ke alamat yang sama di akhir kuartal pertama. 

Namun, karena BTC berasal dari Bitfinex, sebuah bursa terpusat yang memiliki induk perusahaan yang sama, belum jelas apakah Tether membeli koin baru atau hanya memindahkan cadangan yang sudah ada. The Block telah menghubungi Tether untuk memberikan komentar.

Tether mulai mengakuisisi bitcoin pada September 2022. Pada Mei 2023, Tether secara resmi mengumumkan akan mengalokasikan 15% dari laba bersihnya setiap kuartal untuk pembelian bitcoin. Sejak saat itu, perusahaan secara konsisten meningkatkan cadangannya sebagai bagian dari strategi diversifikasi jangka panjang.

Jika dikonfirmasi, potensi akuisisi ini akan meningkatkan total kepemilikan Tether menjadi hampir 109.410 BTC, menurut data Bitcoin Treasuries, senilai sekitar $12,4 miliar pada harga saat ini. Hal ini menempatkan Tether sebagai pemegang perusahaan swasta terbesar kedua setelah Block One dengan 164.000 BTC ($18,5 miliar) dan ketiga di belakang Strategy dengan 640.031 BTC ($72 miliar), jika memasukkan perusahaan publik. Perusahaan treasury bitcoin yang didukung Tether, Twenty One, juga saat ini memegang 43.514 BTC senilai $4,9 miliar.

CEO Tether Paolo Ardoino sebelumnya telah mengonfirmasi di Bitcoin 2025 pada bulan Mei bahwa penerbit stablecoin tersebut memegang lebih dari 100.000 BTC dalam cadangannya, bersama dengan lebih dari 50 ton emas. Ardoino juga merupakan CTO Bitfinex.

Alamat "bc1qj" juga termasuk di antara sepuluh pemegang alamat tunggal bitcoin terbesar setelah beberapa dompet dingin bursa terpusat dan alamat peretasan Mt. Gox.

Bitcoin saat ini diperdagangkan di sekitar $113.500, menurut halaman harga BTC The Block.

Ardoino kemudian tampaknya mengonfirmasi bahwa langkah tersebut adalah akuisisi baru, dengan membalas "yeah" pada sebuah postingan X yang melacak transfer onchain tersebut bersama meme populer yang menyatakan "it ain't much, but it's honest work."

Tether bisa menjadi 'perusahaan paling menguntungkan dalam sejarah' 

Ardoino sebelumnya mengklaim USDT digunakan oleh lebih dari 400 juta orang di seluruh dunia, tumbuh dengan kecepatan 35 juta dompet per kuartal, berfokus pada negara berkembang sambil memperkuat dolar AS. Tether memegang lebih dari $127 miliar dalam U.S. Treasurys per Q2, menempatkannya di antara 20 pemegang terbesar, di depan negara berdaulat seperti UEA dan Jerman, dan tepat di belakang Arab Saudi, menurut statistik Treasury Department.

Tether, yang timnya kurang dari 200 orang menghasilkan laba sekitar $13 miliar pada 2024, juga secara agresif mengalokasikan modal ke berbagai proyek di luar stablecoin dalam beberapa tahun terakhir di berbagai sektor, termasuk kecerdasan buatan, telekomunikasi, pusat data, infrastruktur energi, dan penambangan bitcoin. Selain itu, perusahaan baru-baru ini mengumumkan USAT, stablecoin baru yang didukung dolar dan diatur di AS yang ditujukan untuk melayani pengguna Amerika dan melengkapi jangkauan global USDT.

USDT tetap menjadi stablecoin terbesar di dunia, dengan total pasokan senilai sekitar $175 miliar, menurut Data Dashboard The Block.

Sebelumnya pada hari Selasa, CIO Bitwise Matt Hougan mengatakan Tether bisa menjadi "perusahaan paling menguntungkan dalam sejarah," mencapai $3 triliun dalam aset dan melampaui rekor laba Saudi Aramco sebesar $120 miliar pada 2024.

Diperbarui dengan postingan dari Paolo Ardoino.