Bagaimana Kriminal Menggunakan Anime NFT untuk Mencuci Uang dari Peretasan Bittensor Senilai $28 Juta

Menurut sebuah investigasi baru, para penjahat di balik peretasan Bittensor mencuci sebagian uang hasil curian mereka dengan NFT anime. Ini hanya merupakan sebagian kecil dari total uang yang dicuri, namun terbukti sangat sulit untuk dilacak.

Meskipun memiliki beberapa kekurangan, teknik ini bisa membuat para detektif crypto terbaik merasa frustrasi. Seorang mantan insinyur Opentensor mungkin terlibat dalam skema ini, namun ZachXBT belum yakin sepenuhnya.

Pencucian Uang Hasil Peretasan dengan NFT

Gelombang kejahatan crypto tahun 2025 secara alami juga mencakup peningkatan teknik pencucian uang yang semakin canggih, membantu para peretas menyembunyikan hasil kejahatan mereka.

Namun, mereka tampaknya menjadi semakin mahir. Menurut investigasi baru dari ZachXBT, NFT digunakan untuk mencuci hasil dari peretasan Bittensor senilai $28 juta:

1/ Investigasi tentang bagaimana saya mengidentifikasi salah satu tersangka yang terkait dengan peretasan Bittensor senilai $28 juta pada tahun 2024 dengan mengidentifikasi wash trade NFT anime yang terhubung ke mantan karyawan dan mendapatkan bounty whitehat atas upaya saya. pic.twitter.com/2utJ5AGtZy

— ZachXBT (@zachxbt) 15 Oktober 2025

Peretasan Bittensor terjadi pada pertengahan 2024, menyebabkan banyak masalah bagi perusahaan pengembangan AI terdesentralisasi tersebut. Perusahaan, di sisi lain, telah membangun kembali dengan cukup baik selama waktu yang berlalu, namun para peretas tetap belum tertangkap. Tampaknya, sebagian alasannya adalah karena teknik pencucian uang baru mereka.

Sang detektif mengalami kesulitan besar dalam mendekripsi teknik pencucian uang klasik seperti Railgun dan privacy tumbler lainnya. Namun, pelaku peretasan ini membelanjakan lebih dari $100.000 untuk NFT anime, sehingga jejaknya semakin sulit diikuti.

Skandal dan Ketidakpastian

Investigasi ini mencakup banyak bukti tidak langsung yang menarik dan penuh skandal. Misalnya, seorang mantan insinyur dari yayasan yang mengelola Bittensor diduga terlibat dalam pencucian uang tersebut.

Individu ini mungkin telah meluncurkan presale NFT yang menerima dana hasil peretasan. Namun, hal ini belum dapat dipastikan.

ZachXBT menyebut taktik ini “sangat langka”, dan mencatat bahwa ia tidak dapat secara pasti menuduh beberapa pemegang NFT terlibat dalam peretasan. Meskipun menurutnya, “hubungan antara setiap alamat terlalu kebetulan,” namun masih ada sedikit ambiguitas.

Dan ini, perlu diketahui, berasal dari salah satu detektif on-chain paling terkenal di dunia crypto.

Bayangkan, bagaimana aparat penegak hukum yang sudah kewalahan bisa merespons inovasi ini. Data NFT memang masih tercatat di blockchain, namun butuh pelacak tingkat atas dan investigasi panjang untuk menemukan beberapa tersangka peretasan.

Bahkan dia sendiri belum yakin dengan temuannya.

Ini hanyalah eksperimen skala kecil. Penjahat mencuri $28 juta dalam peretasan Bittensor, namun tampaknya hanya mencuci kurang dari $1 juta melalui NFT anime. Namun demikian, jika teknik ini menjadi tren, bisa menjadi masalah besar.

Para peretas sudah saling belajar lebih cepat daripada para penegak hukum. Jika penjahat menggunakan NFT untuk mencuci uang hasil curian, mereka bisa menjadi mustahil untuk dilacak.