Rasa dingin semakin dalam: Bahkan DappRadar pun tak mampu bertahan

DappRadar mengumumkan penutupan layanannya, membuat seluruh komunitas kripto kembali merasakan hawa dingin yang familiar. Mungkin ini bukan proyek yang paling mencolok, namun DappRadar adalah salah satu infrastruktur paling awal di dunia Web3—dari era awal game blockchain dan CryptoKitties, hingga ledakan DeFi, NFT, dan multi-chain, DappRadar selalu menjadi pengamat dan pencatat industri.

Sekarang, setelah tujuh tahun berlalu, cahaya ini akhirnya juga padam.

DappRadar secara jujur mengakui dalam pengumumannya bahwa mempertahankan skala platform di lingkungan saat ini sudah “tidak berkelanjutan secara finansial”. Ini bukanlah peringatan yang berlebihan, melainkan hasil alami dari model bisnis yang telah lama ditekan dan akhirnya mencapai batasnya.

Di saat yang sama, pasar kripto terus mengalami penurunan: harga bitcoin sempat turun di bawah 92.000 dolar AS, bahkan menyentuh sekitar 91.200 dolar AS, ETH turun di bawah 3.000 dolar AS, dan token RADAR milik DappRadar anjlok lebih dari 36% dalam sehari.

Kepergian sebuah platform data veteran bersamaan dengan koreksi pasar secara kolektif saling mencerminkan. Apakah ini berarti hawa dingin bear market kripto kali ini datang lebih awal dan lebih menusuk dari yang kita bayangkan?

Dari “Toko Dapp Dunia” ke “Kesulitan Finansial”

DappRadar didirikan pada tahun 2018 oleh Skirmantas Januškas dan Dragos Dunica, dengan kantor pusat di Lithuania.

Pada awalnya hanya proyek akhir pekan dua insinyur, DappRadar dengan cepat tumbuh menjadi “World’s Dapp Store”—salah satu platform data dan penemuan dapp paling berpengaruh di dunia, dengan pengguna aktif bulanan yang pernah melebihi 1 juta.

Pada masa jayanya, DappRadar melacak lebih dari 14.000 dapp, 50+ public chain (kemudian berkembang menjadi 75+ chain dan 16.000 dapp), mencakup ekosistem utama seperti Ethereum, BNB Chain, Solana, dan menjadi “beranda” bagi banyak proyek, peneliti, dan investor ritel untuk memantau aktivitas on-chain, TVL, serta transaksi NFT.

Dari sisi pendanaan, pada tahun 2019 DappRadar memperoleh sekitar 2,3 juta dolar AS pada putaran seed, dan pada tahun 2021 memperoleh 5 juta dolar AS pada putaran A, dengan investor ternama seperti Blockchain.com Ventures, Prosus, dan lainnya. Pada tahun yang sama, mereka meluncurkan token platform RADAR dan mencoba tata kelola terdesentralisasi melalui DAO.

Yang lebih penting, laporan industri DappRadar tahunan/kuartalan telah lama menjadi referensi bagi VC dan proyek, dan banyak orang pertama kali mengenal tren seperti “DeFi Summer”, “NFT Boom”, atau game blockchain melalui grafik yang mereka rilis.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, seiring pendapatan iklan yang terus menurun dan aktivitas pengguna yang melambat, ditambah dengan lesunya pasar kripto secara keseluruhan, model “gratis untuk pengguna C + monetisasi terbatas dari sisi B” yang diandalkan DappRadar sudah tidak mampu lagi menanggung biaya operasional tinggi yang diperlukan sebagai infrastruktur data. Akhirnya, platform memilih untuk keluar secara terhormat sekarang, daripada menunggu akhir yang lebih buruk.

Lebih dari Setengah Proyek yang Lahir Setelah 2021 Sudah Mati

Jika menempatkan DappRadar dalam konteks yang lebih luas, ia lebih seperti sampel statistik yang efeknya baru terlihat belakangan.

Berdasarkan laporan riset CoinGecko yang dirilis April tahun ini:

• Dari token yang diluncurkan sejak 2021, sebanyak 52,7% sudah “mati” (harga mendekati nol dalam waktu lama, tidak ada transaksi, atau dihapus dari bursa, dll);

• Sepanjang tahun 2024, jumlah proyek gagal sekitar 1,38 juta;

• Pada kuartal pertama 2025 saja, sekitar 1,82 juta token ditandai sebagai gagal, hampir setengah dari seluruh catatan kegagalan antara 2021–2025.

Jika melihat lebih jauh ke belakang, riset BitcoinKE tahun 2024 sudah mengingatkan:

• Dari lebih dari 12.000 proyek yang dianalisis, sekitar dua pertiga proyek kripto akan menghilang dalam waktu 3 tahun;

• Bagi gelombang proyek yang lahir di bull market 2020–2021, tingkat kegagalannya bahkan lebih tinggi.

Jika memperpanjang garis waktu, proyek-proyek yang hilang dalam dua bear market terakhir sudah tak terhitung jumlah dan jenisnya, namun ada beberapa contoh representatif yang layak untuk diingat kembali:

• Three Arrows Capital (3AC): Berinvestasi besar di LUNA, GBTC, dan aset volatil lainnya, ditambah leverage tinggi dan penyalahgunaan dana, akhirnya bangkrut dan dilikuidasi pada 2022 akibat rangkaian likuidasi berantai.

• Celsius, Voyager, BlockFi dan platform pinjaman lainnya: Di bull market menarik banyak pengguna dengan iming-iming bunga tinggi dan “narasi yield”, namun aset dasar sangat berkorelasi dan manajemen risiko lemah, akhirnya mengajukan kebangkrutan pada 2022.

• F1 Delta Time dan platform game/NFT lainnya: Membakar uang untuk lisensi, sangat bergantung pada dana baru dan aktivitas pasar sekunder, ketika volume transaksi anjlok, biaya operasional jauh lebih tinggi dari pendapatan, akhirnya harus tutup atau beralih bisnis.

• LocalBitcoins, Paxful dan platform P2P lainnya: Di bawah tekanan regulasi dan pendapatan, pada 2023–2025 berturut-turut mengumumkan penghentian operasi atau penutupan permanen.

Kisah proyek-proyek ini berbeda-beda, namun logika intinya serupa:

1. Narasi bisa menaikkan valuasi, tapi tidak cukup untuk menopang biaya operasional jangka panjang;

2. Dalam lingkungan suku bunga naik dan likuiditas ketat, yang tidak punya pendapatan nyata akan tersingkir lebih dulu;

3. Regulasi dan manajemen risiko yang diabaikan saat bull market akan menjadi kelemahan fatal di bear market.

Gabungan data ini menyampaikan pesan yang sangat jelas:

“Umur rata-rata” proyek kripto hanya sekitar tiga tahun, mayoritas tidak mampu bertahan melewati satu siklus bull-bear penuh. Tahun 2024–2025 bukan tiba-tiba menjadi dingin, melainkan “daftar kematian” yang menumpuk dalam dua tahun terakhir kini dihapus sekaligus.

DappRadar lahir pada 2018, bertahan tujuh tahun, sudah melewati satu siklus penuh lebih lama dari kebanyakan proyek. Namun saat pasar memasuki putaran pengetatan baru dan model bisnis gagal menopang arus kas, DappRadar tetap tidak bisa menghindari kurva statistik itu.

Aturan Main Telah Berubah, Hanya yang Tangguh Bertahan

Penutupan DappRadar mungkin bukan berita paling menonjol di “bear market”, namun memiliki makna simbolis tersendiri. Penutupannya tidak terlalu awal atau terlambat, tepat di titik di mana sentimen industri benar-benar berbalik arah.

Beberapa bulan lalu, “bear market” masih jadi bahan candaan di Twitter, namun kini volume transaksi turun, pendanaan makin sulit, hot money menghilang, dan tak ada lagi yang pura-pura optimis. Pembalikan sentimen tidak diumumkan oleh harga, melainkan oleh realita yang perlahan mengingatkan kita: kali ini benar-benar dingin.

Data Galaxy Research menunjukkan, pada kuartal kedua 2025, investasi modal ventura kripto anjlok 59% dibanding kuartal sebelumnya, hanya mencapai 1,97 miliar dolar AS, rekor terendah kedua sejak 2020. Modal keluar dengan kecepatan belum pernah terjadi sebelumnya, dan amunisi yang tersisa difokuskan pada proyek tahap akhir dan pertambangan yang memiliki aset nyata. Ini berarti era “bonus” bagi para pendiri tahap awal benar-benar telah berakhir.

Yang lebih dingin adalah lingkungannya, bukan hanya pasar. Dalam beberapa tahun terakhir, proyek-proyek asli kripto pernah menikmati “bonus idealisme”—selama narasinya baru dan whitepaper-nya panjang, mereka bisa mendapatkan modal awal, bahkan gagal pun bukan dosa besar. Tapi sekarang berbeda. Gerbangnya makin sempit, hanya sedikit yang bisa masuk; ambang batas makin tinggi, yang bisa bertahan harus mampu menyelesaikan masalah pendapatan, kepatuhan, bahkan retensi talenta sendiri.

Pada saat yang sama, para “pemain kuat” sejati telah diam-diam melakukan “upgrade”. Dulu proyek Web3 suka mengejek raksasa Web2 “tidak paham blockchain”, kini para pemain yang dulu dicap “perusahaan teknologi kuno”, bersama unicorn asli kripto yang mampu bertahan melewati siklus, justru memperluas sayapnya:

• Coinbase telah bertransformasi dari bursa menjadi penyedia infrastruktur dan identitas;

• Stripe, Shopify dan perusahaan Web2 lainnya memanfaatkan keunggulan kepatuhan untuk masuk ke pembayaran on-chain, KYC, RWA, dan bisnis lainnya;

• Bahkan Google Cloud dan AWS mulai menyediakan modul layanan khusus blockchain.

Mereka tidak mengandalkan penerbitan token, airdrop, atau “konsensus” untuk bertahan. Mereka mengandalkan klien, arus kas, dan waktu.

Jadi sekarang pertanyaannya bukan lagi “siapa yang masih hidup”, melainkan “siapa yang masih layak bertahan”. Bukan dengan bercerita, bukan dengan panasnya pasar, tapi apakah bisa membangun bisnis sungguhan yang mampu melewati musim dingin ini.

DappRadar tumbang bukan karena melakukan kesalahan, tapi karena belum cukup kokoh. Bagi proyek-proyek yang masih berjalan, di era di mana likuiditas dan perhatian makin terbatas, hasil paling “stabil” mungkin adalah diakuisisi oleh pemain yang lebih besar.

Penulis: Seed.eth