Bitcoin (BTC) memasuki penutupan bulanan November dengan posisi yang sangat rapuh di bawah $90.000.
Trader Bitcoin berharap adanya pemulihan moderat dan bahkan kembali ke atas level $100.000 setelah aksi jual besar-besaran.
Pergerakan harga BTC masih harus menghadapi dampak dari “death cross” terbaru pada kerangka waktu harian.
Data baru menunjukkan bahwa spekulan sedang menyerap koin yang didistribusikan oleh pemegang jangka panjang.
Minggu libur Thanksgiving di AS menawarkan periode singkat namun kaya data bagi aset berisiko.
Sentimen pasar kripto mulai pulih sementara saham tenggelam dalam “ketakutan ekstrem.”
Apakah Bitcoin mulai bangkit dari kehancuran?
Setelah mencapai titik terendah lokal terbaru di $80.500 minggu lalu, Bitcoin tetap sangat tidak pasti menjelang penutupan bulanan November.
Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan bahwa level $88.000 saat ini bertindak sebagai batas atas harga.
Grafik satu jam BTC/USD. Sumber: Cointelegraph/TradingView
Trader tetap terpecah seperti biasa, dengan prediksi bearish jangka panjang bercampur dengan optimisme moderat.
“Bitcoin telah merebut kembali 4H SMA-20 untuk pertama kalinya dalam 2 minggu,” ujar trader BitBull dalam sebuah postingan di X pada hari Senin, mengacu pada simple moving average periode 20 pada grafik empat jam.
“Pada kerangka waktu yang lebih pendek, $BTC sekarang terlihat bagus. Penutupan mingguan di atas $92.000 akan memperkuat peluang reli menuju $105K-$110K.”
Grafik empat jam BTC/USD dengan 20SMA. Sumber: Cointelegraph/TradingView
Harapan lebih lanjut datang dari Daan Crypto Trades, yang berpendapat bahwa struktur mingguan masih “utuh” meskipun terjadi keruntuhan dukungan utama.
$BTC Sudah jelas sekarang bahwa Bitcoin benar-benar kehilangan Bull Market Support Band-nya.
— Daan Crypto Trades (@DaanCrypto) November 23, 2025
Band ini kurang lebih telah mendukung harga sepanjang siklus, dengan beberapa deviasi kecil di bawahnya.
Tetapi pergerakan turun baru-baru ini membuat ada jarak lebih dari $20K+ untuk kembali ke band.
Pada titik tertentu,… pic.twitter.com/dL15LFlMix
Trader kripto, analis, dan pengusaha Michaël van de Poppe menggambarkan candle grafik tiga hari terbaru Bitcoin sebagai “hebat.”
“Candle seperti ini biasanya terbentuk di sekitar pola pembentukan dasar pasar, dan karena sentimen serta indikator saat ini jauh lebih overextended dibanding FTX, saya tidak akan terkejut melihat $BTC diperdagangkan antara $90-96K dalam minggu mendatang,” ujarnya kepada pengikut X.
Van de Poppe merujuk pada reaksi pasar kripto terhadap kehancuran bursa FTX pada akhir 2022, sebuah peristiwa yang memicu fase akhir bear market terakhir.
Grafik tiga hari BTC/USD. Sumber: Michaël van de Poppe/X Harga BTC menghadapi dilema death-cross
Hari-hari mendatang akan menjadi ujian penting bagi kekuatan pasar Bitcoin saat harga keluar dari sinyal bearish klasik pada kerangka waktu harian.
“Death cross” terbaru pada BTC/USD, yang terbentuk ketika simple moving average (SMA) 50 hari melintasi ke bawah SMA 200 hari, terjadi pada 15 November.
Dampaknya bervariasi tergantung pada posisi Bitcoin dalam siklus harganya, namun dalam kondisi saat ini, pemulihan besar sangat dibutuhkan untuk mencegah tren turun berkepanjangan.
“Perlu dicatat bahwa death cross sebelumnya menandai titik terendah lokal di pasar,” tulis komentator Benjamin Cowen dalam postingan X pekan lalu.
“Tentu saja, ketika siklus berakhir, reli death cross gagal. Waktu bagi Bitcoin untuk bangkit jika siklus belum berakhir adalah mulai dalam minggu depan.”
Grafik satu hari BTC/USD dengan 50, 200SMA. Sumber: Cointelegraph/TradingView
Cowen memperingatkan bahwa jika “pantulan” seperti itu gagal terwujud, SMA 200 hari akan menjadi target untuk lower high, sehingga memadamkan harapan kembalinya bull market.
“Jika tidak ada pantulan dalam 1 minggu, kemungkinan akan ada penurunan lagi sebelum reli lebih besar kembali ke 200D SMA yang kemudian akan menandai lower high secara makro,” tegasnya.
SMA 200 hari saat ini berada di $110.130.
Seperti dilaporkan Cointelegraph, harga BTC yang kehilangan exponential moving average (EMA) 50 minggu dua minggu lalu menimbulkan kehebohan, karena belum pernah ada candle mingguan yang ditutup di bawahnya sejak Maret 2023.
Memperbarui pengikut X, trader dan analis Rekt Capital menunjukkan bahwa EMA 50 minggu kini sejajar dengan tren garis makro, yang berpotensi memperkuat statusnya sebagai resistance.
“Kebetulan EMA 50 minggu (ungu) cenderung kira-kira sejalan dengan Macro Downtrend (hitam),” tulisnya di samping grafik pada hari Minggu.
“Mengubah EMA 50 minggu menjadi resistance (atau bahkan sempat menembusnya namun gagal menjadi support baru) sambil juga ditolak oleh Macro Downtrend akan menjadi tanda kelemahan dan konfirmasi Lower High.”
Grafik satu bulan BTC/USD. Sumber: Rekt Capital/X Spekulan mulai masuk
Volatilitas harga Bitcoin telah memicu perubahan drastis di antara kelompok investor, dengan level terendah multi-bulan membagi respons mereka.
Riset baru dari platform analitik onchain CryptoQuant minggu ini menunjukkan bahwa pasokan BTC bergerak dari pemegang jangka panjang (LTHs) ke pemegang jangka pendek (STHs).
“Pemegang Jangka Panjang sedang mendistribusikan dan menjual secara besar-besaran, sementara Pemegang Jangka Pendek membeli dan mengakumulasi,” ringkas kontributor CryptoOnChain dalam postingan blog Quicktake.
Postingan tersebut meneliti perubahan posisi 30 hari bergulir di antara entitas LTH dan STH, yang didefinisikan sebagai mereka yang memegang lebih dari dan kurang dari 155 hari, masing-masing.
Sementara “distribusi” menjadi ciri investor LTH, pendatang baru, yang secara tradisional dianggap lebih spekulatif dalam kebiasaan trading mereka, sedang menyerap koin mereka.
“Kelompok ini, yang sering didorong oleh kegembiraan pasar, kini ‘Mengakumulasi’ di harga tinggi,” lanjut CryptoOnChain, mencatat bahwa total transfer telah mencapai 63.000 BTC.
Perubahan posisi bersih 30 hari LTH/STH Bitcoin (screenshot). Sumber: CryptoQuant
Cointelegraph sebelumnya melaporkan kepanikan di antara spekulan yang lengah oleh penurunan pasar.
Rasio profit output yang telah dikeluarkan kelompok ini (SOPR) — proporsi koin yang bergerak onchain dalam keadaan untung atau rugi — mencapai level terendah 15 bulan di dekat 0,927 selama akhir pekan.
Bitcoin STH-SOPR. Sumber: CryptoQuant
Minggu Thanksgiving membawa kembali data lama
Minggu makro AS yang akan datang mungkin lebih singkat dari biasanya karena libur Thanksgiving, namun trader tidak akan punya banyak waktu untuk beristirahat.
Dampak dari penutupan pemerintahan berarti ada tumpukan data ekonomi yang mulai masuk ke pasar, dan setiap rilis dapat memengaruhi sentimen serta kinerja aset.
Hari-hari mendatang akan menyoroti angka bulan September, dengan Producer Price Index (PPI) dan Personal Consumption Expenditures (PCE) Index yang akan dirilis.
PDB Q3 dan klaim pengangguran awal juga menambah daftar, sehingga ketika Thanksgiving dimulai, pandangan trader terhadap prospek ekonomi mungkin telah berubah secara signifikan.
“Kita memiliki minggu yang singkat namun sibuk di depan,” komentar sumber trading The Kobeissi Letter di X.
Probabilitas suku bunga target Fed untuk pertemuan FOMC Desember (screenshot). Sumber: CME Group
Sebelumnya, Cointelegraph melaporkan menurunnya ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve tahun ini.
Peluang terbaru dari FedWatch Tool milik CME Group menunjukkan bahwa ekspektasi pemotongan 0,25% pada pertemuan Fed bulan Desember kini sekitar 70%.
Dalam edisi terbaru seri analisis regulernya, The Market Mosaic, sumber trading Mosaic Asset Company mencatat bahwa pejabat Fed sendiri telah menjadi lebih hawkish terhadap prospek ke depan.
“Risalah pertemuan penetapan suku bunga Fed yang paling baru juga mencatat bahwa ‘banyak peserta’ menyarankan bahwa akan tepat untuk ‘mempertahankan kisaran target tidak berubah sepanjang sisa tahun ini’ terkait suku bunga dana Fed,” tulisnya.
Namun demikian, Mosaic Asset menyarankan bahwa saham AS sudah “oversold” dan karenanya berpotensi mengalami reli Santa klasik hingga akhir tahun.
“Kondisi terkini di seluruh breadth juga mendukung reli, yang datang seiring musim liburan menjadi angin penolong besar selama minggu yang dipersingkat ini,” tambahnya.
“Sudah ada tanda-tanda di akhir pekan lalu bahwa tekanan beli mulai meningkat.”
Grafik satu hari S&P 500 dengan data RSI. Sumber: Cointelegraph/TradingView
Indeks kekuatan relatif harian (RSI) pada S&P 500 sempat turun di bawah 35 minggu lalu, menandai pembacaan terendah sejak April.
Kripto memimpin pemulihan sentimen
Sentimen pasar kripto menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang masih hati-hati saat melampaui pembacaan terendah di pasar tradisional.
Terkait: Bitcoin $200K segera atau 2029? Scott Bessent nongkrong di bar Bitcoin: Hodler’s Digest, 16 – 22 Nov
Angka terbaru dari Fear & Greed Index memberi peluang optimisme bagi bull kripto.
Setelah mencapai level terendah bersama untuk 2025 minggu lalu, Crypto Fear & Greed Index hampir dua kali lipat, berada di 19/100 pada hari Senin. Meskipun masih dalam mode “ketakutan ekstrem”, Indeks ini kontras dengan saham, yang membantu menghasilkan level terendah hanya 11/100 pada padanan TradFi-nya.
Data Fear & Greed Index (screenshot). Sumber: Feergreedmeter
Ini merupakan perubahan dari sebelumnya, ketika sentimen kripto memimpin aset berisiko turun. Kini, tren naik kripto mungkin menjadi pertanda pemulihan yang lebih luas pada aset berisiko.
“Sentimen Bitcoin di media sosial secara resmi turun ke titik terendah sejak 11 Desember 2023,” ungkap firma riset Santiment pada hari Jumat.
“Menurut komentar bullish vs. bearish di X, Reddit, Telegram, dan lainnya, ritel sedang kapitulasi dan panic selling pada tingkat signifikan yang belum kita lihat dalam 2 tahun.”
Data sentimen Bitcoin. Sumber: Santiment/X
Pada saat yang sama, Kobeissi menegaskan kembali bahwa tidak ada pemicu berita atau makro yang jelas yang menyertai penurunan baik di kripto maupun saham.
Koreksi ini, menurutnya, bersifat “struktural” dan lebih merupakan hasil dari leverage dan likuidasi.
“Leverage memperbesar perubahan sentimen investor,” bunyi thread X terkait topik ini.
