Ilusi penurunan suku bunga hancur, gelembung AI goyah, Bitcoin memimpin penurunan: Penurunan tajam kali ini bukanlah black swan, melainkan kepanikan sistemik

21 November, Black Friday.

Saham AS anjlok, saham Hong Kong jatuh tajam, saham A bergerak turun secara bersamaan, Bitcoin sempat turun di bawah 86.000 dolar AS, bahkan emas yang biasanya menjadi aset lindung nilai juga terus melemah.

Semua aset berisiko tampak seperti ditekan oleh tangan tak terlihat yang sama, dan runtuh secara bersamaan.

Ini bukan krisis satu aset saja, melainkan penurunan sistemik pasar global secara serentak. Apa yang sebenarnya terjadi?

Penurunan Global, Semua Berlomba Menjadi yang Terburuk

Setelah mengalami "Black Monday", saham AS kembali mengalami penurunan tajam.

Indeks Nasdaq 100 anjlok hampir 5% dari titik tertinggi harian, akhirnya ditutup turun 2,4%, memperluas penurunan dari rekor tertinggi 29 Oktober menjadi 7,9%. Saham Nvidia yang sempat naik lebih dari 5% berbalik turun saat penutupan, dan pasar secara keseluruhan kehilangan 2 triliun dolar AS dalam semalam.

Saham Hong Kong dan saham A di seberang lautan juga tidak luput.

Indeks Hang Seng turun 2,3%, Indeks Shanghai Composite turun di bawah 3.900 poin, dengan penurunan hampir 2%.

Tentu saja, pasar kripto yang paling parah.

Bitcoin turun di bawah 86.000 dolar AS, Ethereum turun di bawah 2.800 dolar AS, lebih dari 245.000 orang mengalami likuidasi dengan total 930 juta dolar AS dalam 24 jam.

Sejak turun dari puncak 126.000 dolar AS pada Oktober, dan sempat menembus di bawah 90.000 dolar AS, Bitcoin tidak hanya menghapus semua kenaikan sejak 2025, tetapi juga turun 9% dari harga awal tahun, memicu kepanikan di pasar.

Yang lebih mengkhawatirkan, emas yang biasanya menjadi "hedge" aset berisiko juga tidak mampu bertahan, pada 21 November turun 0,5%, berfluktuasi di sekitar 4.000 dolar AS per ons.

Siapa Dalang Utamanya?

Federal Reserve menjadi yang utama.

Dalam dua bulan terakhir, pasar terus larut dalam ekspektasi "pemangkasan suku bunga Desember", namun perubahan sikap mendadak dari Federal Reserve seperti menyiram air dingin ke semua aset berisiko.

Dalam pidato terbaru, beberapa pejabat The Fed secara langka menunjukkan sikap hawkish bersama: inflasi turun lambat, pasar tenaga kerja tetap kuat, dan jika perlu "tidak menutup kemungkinan pengetatan lebih lanjut".

Ini sama saja dengan memberi tahu pasar:

"Pemangkasan suku bunga Desember? Terlalu berharap."

Data "FedWatch" CME membuktikan betapa cepatnya sentimen runtuh:

Sebulan lalu, probabilitas pemangkasan suku bunga masih 93,7%, kini turun menjadi 42,9%.

Pecahnya ekspektasi secara tiba-tiba membuat saham AS dan pasar kripto seketika berubah dari suasana pesta ke ruang ICU.

Setelah Federal Reserve mematahkan ekspektasi pemangkasan suku bunga, pasar hanya fokus pada satu perusahaan, Nvidia.

Nvidia merilis laporan keuangan Q3 yang melebihi ekspektasi, seharusnya memicu kenaikan saham teknologi, namun kabar baik yang "sempurna" ini tidak bertahan lama, langsung berbalik turun dan anjlok dari posisi tinggi.

Kabar baik tidak membuat harga naik, justru menjadi sentimen negatif terbesar.

Terutama di siklus saham teknologi dengan valuasi tinggi, jika kabar baik tidak lagi mendorong harga naik, justru menjadi kesempatan untuk keluar.

Pada saat ini, Burry, short seller besar yang terus melakukan short pada Nvidia, juga ikut memperkeruh suasana.

Burry terus-menerus memposting keraguan tentang "pendanaan berputar" bernilai miliaran dolar antara Nvidia dan perusahaan AI seperti OpenAI, Microsoft, Oracle, dan lainnya. Ia mengatakan:

Kebutuhan akhir yang sebenarnya sangat kecil, hampir semua pelanggan didanai oleh distributornya.

Burry sebelumnya telah beberapa kali memperingatkan tentang gelembung AI, dan membandingkan kemakmuran AI dengan gelembung internet.

Mitra Goldman Sachs, John Flood, dalam laporan kepada kliennya secara terang-terangan mengatakan, satu katalis saja tidak cukup untuk menjelaskan pembalikan tajam ini.

Menurutnya, saat ini sentimen pasar sangat terluka, investor sepenuhnya masuk ke mode perlindungan laba/rugi, terlalu fokus pada lindung nilai risiko.

Tim trading Goldman Sachs merangkum sembilan faktor utama yang menyebabkan penurunan saham AS saat ini:

Kabar Baik Nvidia Sudah Habis

Meski laporan keuangan Q3 melebihi ekspektasi, harga saham Nvidia tidak mampu mempertahankan kenaikan. Komentar Goldman Sachs: "Kabar baik yang nyata tidak mendapat imbalan, biasanya ini pertanda buruk", pasar sudah mematok harga kabar baik ini sebelumnya.

Keraguan Kredit Swasta Meningkat

Gubernur Federal Reserve Lisa Cook secara terbuka memperingatkan adanya potensi kerentanan valuasi aset di sektor kredit swasta, serta hubungan kompleksnya dengan sistem keuangan yang dapat membawa risiko, memicu kewaspadaan pasar, dan memperlebar spread pasar kredit semalam.

Data Ketenagakerjaan Tidak Memberikan Kepastian

Laporan pekerjaan non-pertanian bulan September memang solid, namun kurang cukup jelas untuk membimbing keputusan suku bunga The Fed pada Desember, peluang pemangkasan suku bunga hanya naik sedikit, gagal menenangkan keraguan pasar tentang prospek suku bunga.

Penularan Crash Kripto

Bitcoin menembus batas psikologis 90.000 dolar AS, memicu penjualan aset berisiko yang lebih luas, bahkan penurunan ini terjadi lebih awal dari kejatuhan saham AS, mengindikasikan penularan sentimen risiko mungkin dimulai dari sektor berisiko tinggi.

Penjualan CTA Dipercepat

Dana penasihat perdagangan komoditas (CTA) sebelumnya sudah dalam posisi sangat long. Ketika pasar menembus ambang teknis jangka pendek, penjualan sistematis CTA mulai dipercepat, memperparah tekanan jual.

Short Seller Kembali Masuk

Pembalikan momentum pasar memberi peluang bagi short seller, posisi short mulai aktif kembali, mendorong harga saham turun lebih jauh.

Kinerja Pasar Luar Negeri Buruk

Saham teknologi utama Asia (seperti SK Hynix dan SoftBank) yang lemah gagal memberikan dukungan eksternal positif bagi saham AS.

Likuiditas Pasar Mengering

Data Goldman Sachs menunjukkan, likuiditas order book terbaik S&P 500 memburuk secara signifikan, turun jauh di bawah rata-rata tahunan. Kondisi nol likuiditas ini membuat pasar sangat sulit menyerap order jual, penjualan kecil saja bisa menyebabkan volatilitas besar.

Perdagangan Makro Mendominasi Pasar

Volume perdagangan ETF melonjak sebagai proporsi dari total volume pasar, menandakan perdagangan pasar lebih didorong oleh perspektif makro dan dana pasif, bukan fundamental saham individu, memperkuat momentum penurunan tren secara keseluruhan.

Apakah Bull Market Sudah Berakhir?

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat pendapat terbaru pendiri Bridgewater, Ray Dalio, pada hari Kamis.

Menurutnya, meskipun investasi terkait AI sedang mendorong terbentuknya gelembung di pasar, investor tidak perlu buru-buru menjual semua asetnya.

Kondisi pasar saat ini tidak sepenuhnya mirip dengan puncak gelembung yang disaksikan investor pada tahun 1999 dan 1929. Sebaliknya, menurut beberapa indikator yang ia pantau, pasar AS saat ini berada di sekitar 80% dari level tersebut.

Ini tidak berarti investor harus menjual saham. "Saya ingin menegaskan kembali, sebelum gelembung pecah, masih banyak hal yang bisa naik," kata Dalio.

Menurut kami, penurunan 21 November bukanlah "black swan" yang tiba-tiba, melainkan aksi penarikan kolektif setelah ekspektasi yang sangat seragam, sekaligus mengungkap beberapa masalah kunci.

Likuiditas nyata pasar global sangat rapuh.

Saat ini, "teknologi + AI" menjadi jalur padat dana global, setiap titik balik kecil dapat memicu reaksi berantai.

Terutama sekarang, semakin banyak strategi perdagangan kuantitatif, ETF, dan dana pasif menopang likuiditas pasar, juga mengubah struktur pasar, semakin banyak strategi perdagangan otomatis, semakin mudah terjadi "rush ke arah yang sama".

Jadi, menurut kami, penurunan kali ini pada dasarnya adalah:

"Penurunan struktural" yang disebabkan oleh perdagangan otomatis dan tingkat kepadatan dana yang terlalu tinggi.

Selain itu, fenomena menarik adalah, kali ini justru Bitcoin yang memimpin penurunan, kripto untuk pertama kalinya benar-benar masuk ke rantai penetapan harga aset global.

BTC, ETH tidak lagi menjadi aset pinggiran, mereka telah menjadi termometer aset berisiko global, bahkan berada di garis depan sentimen pasar.

Berdasarkan analisis di atas, kami percaya pasar sebenarnya belum benar-benar memasuki bear market, melainkan memasuki fase pasar volatilitas tinggi, pasar membutuhkan waktu untuk mengkalibrasi ulang ekspektasi "pertumbuhan + suku bunga".

Siklus investasi AI juga tidak akan segera berakhir, namun era "kenaikan tanpa otak" telah berakhir, pasar selanjutnya akan beralih dari penggerak ekspektasi ke realisasi profit, baik di saham AS maupun saham A.

Sebagai aset berisiko dengan penurunan paling awal, leverage tertinggi, dan likuiditas terlemah dalam siklus penurunan ini, kripto memang turun paling tajam, namun rebound juga sering kali muncul paling awal.